Judul Rubrik
|
Edisi
|
Penulis &
Editor
|
Korektor
|
Pembaca
|
Paraf
|
MUDA HIJRAH
|
12
|
Husni Mubarok
|
Ust. Faishol
|
||
Hari,Tanggal:
|
Waktu: 10 Menit
|
Tempat:
|
Pembaca yang berbahagia, hendaknya
kita jangan meremehkan berbuat baik sekecil apa pun walau hanya dengan senyum
manis tatkala bertemu, begitu pula walau hanya membantu urusan saudara kita
yang ringan.
Karena teladan yang mulia, Rasulullah
shollallahu 'alaihi wasallam bersabda di dalam sebuah haditsnya.
وَلاَ
تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ
مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ
Janganlah meremehkan kebaikan sedikit
pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya.
Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu
Dawud dan at-Tirmidzi.
Sahabat hijrah, Kebaikan, walaupun
sedikit tetap kebaikan yang dicatat di sisi Allah subhanahu wata'ala sebagai
kebaikan. Lagi pula sahabat tentu sudah tidak asing dengan kata pepatah,’
sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit,’ begitu juga dengan amal-amal
baik kita, sekecil apa pun akan bernilai pahala, dan jika kebaikan-kebaikan
yang kecil dan kita anggap remeh itu jika dilakukan dengan ikhlas pasti Allah
subhanahu wata'ala akan memberikan pahala yang berlipat, dan jika kita lakukan
dengan terus menerus, maka pahalanya akan semakin besar.
Sebaliknya, banyak sekali orang yang
meremehkan dosa karena dianggap dosa kecil yang mudah diampuni oleh Allah
subhanahu wata'ala, sahabat hijrah, ingatlah pepatah ulama salaf,’jangan kau
lihat dosamu yang remeh, tapi lihat kepada dzat yang kau bermaksiat kepada-Nya.
Daripada melihat remehnya dosa, kita
hendaknya melihat siapa Dzat yang kita durhakai, Allah subhanahu wata'ala. Lagi
pula ketika kita meremehkan dosa tersebut, maka berarti kita meremehkan Allah
subhanahu wata'ala. Naudzubillahi min dzalik.
Sahabat hijrah, berbuat baik itu bisa
kita lakukan dalam bentuk apa pun, kapan pun dan dimana pun. Tidak perlu
beramal dengan amal yang terlihat wah,
Jika kita tidak bisa menolong atau
bersedekah dengan harta, maka kita bisa dengan tenaga, jika tidak bisa dengan
tenaga, maka bisa dengan ide, jika tidak bisa, maka dengan doa. tak ada kata
untuk tidak beramal. Karena Allah subhanahu wata'ala membentangkan semua
kesempatan kepada kita.
Nah sahabat hijrah, sepertinya kita
harus menghafal sebuah hadits yang diriwayatkan oleh dua Imam Hadits besar
yakni Imam Bukhori dan Imam Muslim tentang kebaikan yang berbuah kebaikan.
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda.
وَمَنْ
كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ
Siapa yang menolong saudaranya dalam memenuhi
kebutuhannya, maka Allah pun akan menolongnya dalam kebutuhannya.”
Ini janji Allah subhanahu wata'ala
untuk kita, dan Allah subhanahu wata'ala mustahil menyalahi janji. Jika kita
memberi kemudahan kepada orang lain, maka Allah subhanahu wata'ala akan
memudahkan urusan kita.
Kemudian sahabat hijrah, di dalam
hadits yang lain Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda.
يَا
نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا ، وَلَوْ فِرْسِنَ
شَاةٍ
Wahai para wanita muslimah!,
Janganlah salah seorang di antara kalian meremehkan pemberian tetangganya walau
pemberiannya hanyalah kaki kambing.
Hadits riwayat Bukhori dan Muslim.
Walaupun hadits tersebut ditujukan
kepada perempuan, tapi sejatinya nasihat itu untuk kita semua. kadang kita
meremehkan pemberian orang lain hanya karena nilainya yang sepele. Padahal kita
hendaknya menghargainya, karena sekecil apa pun pemberian, di sisi Allah
subhanahu wata'ala akan dicatat sebagai kebaikan.
Sahabat hijrah, salah satu bentuk
kebaikan yang mudah kita kerjakan adalah dengan tersenyum. Ya, tersenyum. kita
bisa tersenyum tanpa perlu energy yang besar, hanya perlu menarik ujung bibir
kita, tidak perlu bayar dan tidak perlu modal, semudah membalikan telapak
tangan.
Jadi ketika bertemu saudara kita
hendaklah dengan wajah yang tersenyum, bukan cemberut. Karena sikap seperti
termasuk pula dalam memberikan kebahagiaan pada orang lain. Membuat orang lain
bahagia adalah bagian dari kebaikan dan termasuk bentuk berbuat baik pada orang
lain.
Asalkan, senyum di sini benar penempatannya,
dan benar tujuan asalnya, karena tidak semua jenis senyum itu berpahala, ada
senyum ejekan dan senyum hinaan yang menyakitkan, ada juga senyum mesum yang
berangkat dari birahi,
Kenapa kita diharuskan memperhatikan
kebaikan sekecil apa pun?. karena sahabat kita tidak tahu amal mana yang
diterima oleh Allah subhanahu wata'ala. boleh jadi karena amal yang kita anggap
remeh itulah sebab dimasukannya kita ke dalam surga. atau boleh jadi juga,
diantara amal-amal tersebut, amal kecil tersebut yang diterima di sisi Allah
subhanahu wata'ala.
Berkaitan hal itu, mari kita simak
kisah menggugah dari seorang istri Khalifah di zaman dinasti Muawiyah.
Zubaidah istri Harun Ar-Rasyid
mempunyai kebaikan yang sangat besar bagi umat. Beliau membuat aliran air yang
sangat panjang untuk suplai air kepada jamaah haji di Mina. Sehingga terkenal
dalam sejarah dengan sebutan Mata Air Zubaidah.
Disebut dalam tarikh Baghdadi,
setelah beliau wafat, Imam Abdullah Ibnu al-Mubarok bertemu Zubaidah dalam
mimpi. Ibnu Mubarok kemudian bertanya. “Apa yang telah Allah perbuat untukmu?.”
Zubaidah menjawab,“Aku mendapatkan
ampunan-Nya.”
Lalu ditanyakan kepadanya.“Apakah
karena mata air untuk jamaah haji?.”
Beliau menjawab. “Wallahi tidak,
bukan karena itu, tetapi karena dua rakaat di waktu malam yang tidak pernah aku
tinggalkan.”
Dua rakaat di waktu malam!, Sungguh
sesuatu yang tidak terduga.
Nah, sahabat. kita tidak tahu amalan mana yang mendatangkan
ampunan Allah. Maka, jangan remehkan kebaikan sekecil apapun, Lakukanlah
kebaikan sekecil apapun itu. Lakukan di setiap kesempatan. Jika kita mampu
melakukan kebaikan tersebut,maka lakukanlah!. Kita takkan merugi.Karena Kita
tidak tahu amalan mana yang mendatangkan rahmat Allah.
Sahabat hijrah, sebelum kita tutup
pertemuan kita, marilah kita menyimak apa yang Allah subhanahu wata'ala firmankan
di dalam quran surat an-Nahl ayat 96.
مَا
عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ ۖ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ
Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang
ada di sisi Allah adalah kekal.”
Ingatlah sahabat, amalan kita kekal
di sisi Allah, bahkan nilainya lebih baik dari nilai emas, perak atau saldo
yang tersimpan di rekening kita. walaupun itu hanya senyuman kepada teman atau
mengambilkan barang yang jatuh milik teman.
Kemudian dilanjutkan di ayat
selanjutnya.
مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal
shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya
akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.
Akhir kalam, semoga kita semua
dimudahkan oleh Allah subhanahu wata'ala dalam melakukan kebaikan dimana pun
dan kapanpun.
Wallahu alam.
wassalamu alaikum warohmatullahi
wabarokatuh.
Untuk Navigasi Lengkap Silahkan Kunjungi Peta Situs