Pembaca yang dimuliakan Allah
subhanahu wata'ala, manusia memiliki fithrah mencintai harta dan menyukai umur
yang panjang. Bahkan semakin usia bertambah rasa cinta terhadap keduanya
semakin besar. Tidak percaya, mari kita simak apa yang dikatakan oleh
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori
dan Muslim.
يَكْبَرُ
ابْنُ آدَمَ وَيَكْبَرُ مَعَهُ اثْنَانِ حُبُّ الْمَالِ وَطُولُ الْعُمُرِ
Anak Adam semakin tua, dan dua perkara
semakin besar juga bersamanya, cinta harta dan panjang umur.
Sahabat, umur adalah modal dalam
hidup kita, ya, modal untuk beramal demi kehidupan yang lebih panjang,
kehidupan di akhirat. Umur adalah modal untuk memperoleh kedudukan yang tinggi
di sisi Allah subhanahu wata'ala.
Suatu ketika, ada seorang laki-laki
yang datang dan bertanya kepada Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam.
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ
“Wahai Rasûlullâh, siapakah manusia yang terbaik?.”
Lalu apa jawab Rasulullah shollallahu
'alaihi wasallam. beliau menjawab.
مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
“Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.”
Kemudian orang itu bertanya lagi. فَأَىُّ النَّاسِ شَرٌّ
, “Lalu siapakah
orang yang terburuk?”
Kemudian
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam menjawab.
مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ
“Orang yang berumur panjang dan buruk amalnya.
Hadits riwayat Ahmad, tirmidzi dan
baihaqi.
Nah sahabat, semoga hadits ini
menjadi pelecut untuk kita, supaya kita selalu berada di jalan kebenaran,
supaya kita mengisi masa muda hingga akhir hayat kita dengan kebaikan dan amal
shalih.
Kita berlindung kepada Allah
subhanahu wata'ala jadi orang yang buruk, sudah diberi umur panjang, tapi
menggunakan umurnya dengan keburukan.
Selain itu sahabat, kita juga harus
tahu bahwa semakin panjang umur kita, semakin banyak hisab dan pertanggung
jawaban amal kita, semakin banyak harta kita, semakin banyak hisab terhadap
harta tersebut, dan semakin banyak kenikmatan dan anugerah, semakin ketat hisab
Allah subhanahu wata'ala. tentunya ini dikecualikan untuk orang-orang yang
beramal shalih.
Sahabat hijrah, ada satu lagi kisah
menarik yang harus kita simak.
Dikisahkan ada tiga orang dari suku
Bani ‘Udzrah mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mereka masuk
Islam.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
kemudian bersabda kepada para sahabatnya.“Siapakah yang mau membantuku untuk
mencukupi kebutuhan mereka?.” maksudnya adalah tiga orang lelaki tadi.
Thalhah berkata.“Aku”. Maka ketiga lelaki itu
pun mengikuti thalhah.
Singkat cerita, Rasulullah
shollallahu 'alaihi wasallam mengirim pasukan, salah seorang dari ketiga orang
itu ikut berperang dan mati syahid.
Kemudian Rasulullah shollallahu
'alaihi wasallam mengirim pasukan lagi, salah seorang dari mereka ikut dan mati
syahid menyusul temannya yang pertama.
Kemudian orang yang ketiga mati di atas
tempat tidurnya, dia tidak sempat mengikuti peperangan seperti dua temannya
yang telah meninggal duluan.
Suatu ketika Thalhah bermimpi bahwa
ketiga orang itu masuk surga. Hanya saja, derajat mereka berbeda-beda. Dan
ternyata yang paling tinggi derajatnya adalah lelaki yang meninggal di tempat
tidurnya, disusul orang yang mati syahid di peperangan kedua, dan selanjutnya
yang pertama.
Nah sahabat, karena penasaran, Abu
Thalhah mendatangi Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam dan menanyakan hal
itu kepada beliau.
Kemudian Rasulullah shollallahu
'alaihi wasallam menjawab. “Tidak ada seorangpun yang lebih utama di sisi Allâh
daripada seorang Mukmin yang diberi umur panjang dalam agama Islam untuk
bertasbîh, bertakbîr, dan bertahlîl untukNya.
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam
Ahmad dan Abu Ya’la dengan sanad yang shahih.
Nah, kenapa orang yang ketiga bisa
mendapatkan derajat yang tinggi?, karena dia memiliki umur panjang setelah
masuk islam dibanding kedua temannya, kemudian menggunakan umurnya untuk
beramal shalih.
Hadits ini bukan berarti meremehkan
amal dan pahala jihad. tapi hadits ini memberi gambaran betapa pentingnya
menggunakan umur dan waktu untuk beramal.
Sementara di dalam riwayat Ibnu
Majjah disebutkan bahwa ada dua orang lelaki yang masuk islam, kemudian yang
pertama meninggal dunia dalam peperangan, alias mati syahid, kemudian yang
kedua meninggal setahun kemudian. akan tetapi ada sahabat Rasulullah
shollallahu 'alaihi wasallam yang bermimpi bahwa orang yang meninggal
belakangan memiliki derajat yang lebih tinggi di surga.
Kemudian Rasulullah shollallahu
'alaihi wasallam mengatakan bahwa derajat itu diperoleh karena orang yang kedua
menemui bulan Ramadhan setelah keislamannya, sehingga dia shalat setiap malam
ramadhan. sementara yang pertama tidak menemui bulan Ramadhan.
Subhanallah.
Nah sahabat, ayo kita sama-sama
mempergunakan umur kita untuk amal kebaikan, karena umur kita hanya sedikit
dibanding dengan akhirat yang tidak ada ujungnya. Belum lagi umur kita tidak
semuanya kita gunakan untuk amal shalih.
Jumlah umur yang dapat digunakan
manusia guna memperoleh kebaikan tidak mencapai dua puluh tahun dari seluruh
umurnya. kok bisa?. Mari kita kalkulasikan, Jika salah seorang berumur enam
puluh tahun, maka sepertiga umur digunakan untuk tidur, ini jika dihitung
delapan jam tidur perhari, maka ia tidur sepertiga dari harinya,
Belum lagi waktu untuk makan, waktu
untuk buang hajat serta perbuatan manusiawi lainnya, maka itu semua bisa
menjadi hitungan yang lama jika kita kalkulasikan dengan 60 tahun umur kita.
Nah, disini kita perlu memenej waktu,
kita juga perlu memperpanjang umur kita?. memangnya bisa, sangat bisa. Walaupun
kita sudah meninggal dunia, tapi pahala melebihi umur kita. Atau memang umurnya
dipanjangkan oleh Allah subhanahu wata'ala.
Salah satu amalan yang bisa
memberkahi umur kita adalah dengan melakukan silaturahim. karena silaturahim
memberi kelapangan rizki dan berkahnya
usia.
Selain itu sahabat, masih banyak
amalan yang pahalanya bisa mengalir kepada kita meskipun kita sudah tidak ada lagi
di dunia. Seperti mengajarkan atau menyuruh kepada kebaikan kepada orang lain.
Ketika orang yang kita ajari tersebut mengamalkan apa yang telah kita ajarkan
kepada mereka, maka kita akan terus mendapatkan pahala yang sama mesikipun
jasad dan nyawa telah berpisah.
Hal ini sebagaimana yang pernah
disabdakan oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam di dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Dawud.
مَنْ
دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا
يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ ، كَانَ
عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ
آثَامِهِمْ شَيْئًا
“Barangsiapa mengajak manusia kepada
petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa
mengurangi pahala mereka sedikit pun.
Dan barangsiapa mengajak manusia kepada kesesatan maka ia mendapatkan
dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka
sedikit pun.”
Nah, sahabat, tentunya hal ini
menjadi pelecut bagi kita semua untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan,
terutama dalam menebar kebaikan dan hidayah terhadap sesama manusia.
Semoga kita selalu istiqomah di dalam
keimanan dan keislaman sepanjang usia kita.
Wallahu a’lam.
Wassalamu alaikum warohmatullahi
wabarokatuh.
Untuk Navigasi Lengkap Silahkan Kunjungi Peta Situs